JAKARTA, BPSDM – Dalam rangka persiapan pelaksanaan peningkatan kapasitas Pendamping Desa (PD) dan Pendamping Lokal Desa (PLD) tahun anggaran 2022, Pusat Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melaksanakan Training of Trainer (ToT) Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional P3PD Regional I Metode Tatap Muka. Kegiatan dilaksanakan di Golden Boutique Hotel Kemayoran Jakarta selama lima hari, 1-5 Agustus 2022.


ToT Metode Tatap Muka Region 1 diikuti oleh 273 orang peserta yang berasal dari internal dan eksternal Kementerian Desa PDTT. Peserta dari unsur internal terdiri dari unsur Aparatur Sipil Negara, Penggerak Swadaya Masyarakat, TAPM Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota, sedangkan unsur eksternal dari pegiat desa yang telah terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan pendamping dan/atau peningkatan kapasitas TPP.


Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Training of Trainer (ToT) bertujuan untuk menyiapkan tim pelatih yang akan ditugaskan untuk menjadi pelatih pada peningkatan kapasitas PD dan PLD tahun 2022.


“Target jumlah PD dan PLD sebanyak 10.990 orang yang tersebar di 148 kabupaten/kota lokus P3PD tahun 2021 dan 2022. ToT saat ini merupakan tahap 1 dari 4 region ToT tatap muka, pembagian ini mempertimbangkan banyaknya jumlah peserta ToT secara keseluruhan, yaitu 1.152 orang.” Terang Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd.


Lebih lanjut Kepala BPSDM-PMDDTT menjelaskan,”Peningkatan kapasitas Tenaga Pendamping Profesional tahun 2022 dikemas sebagai pelatihan paradigmatik dengan fokus penegasan citra diri pendamping atas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.”


Kegiatan Training of Trainer (ToT) ini dibuka oleh Sekjen Kemendesa PDTT, Taufik Madjid, S.Sos., M.Si. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa agenda besar Menteri Desa PDTT adalah peningkatan kapasitas pendamping dengan fokus dan lokus pembangunan desa. Inti dari pembangunan ada 2 hal, yaitu: 1) Peningkatan resource desa, 2) Rekognisi kearifan lokal menuju kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.


“ToT ini menitikberatkan pada citra diri pendamping dan memberikan bekal dalam mendesain pembangunan partisipatif. Hal ini menjadi titik tekan karena Tenaga Pendamping Profesional (TPP) merupakan ‘etalase’ Kementerian Desa PDTT. Desa sebagai sekolah untuk terus belajar” Tutup Taufik Madjid, S.Sos., M.Si.